BENTENG PENDEM NGAWI
Bagian depan benteng pendem
Dulunya benteng benteng tersebut di bangun pada masa pemerintahan gubernur jendral Font Van Den Bosch pada tahun 1839-1815 dengan memanfaatkan sungai bengawan solo dengan tujuan untuk mengatasi serangan dan pengaruh kerajaan mataram di yogyakarta.
Benteng ini terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tempat ini ikut menjadi catatan sejarah berdirinya Bangsa Indonesia. Luas benteng tersebut kira-kira mencapai 15 hektar dikelilingi Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, disamping itu benteng juga dikelilingi oleh kolam atau parit yang lebar 15 m, kedalamannya 2 m dan dulu dipelihara buaya putih.
Dan benteng ini juga dikelilingi oleh tanggul sehingga benteng terlihat seakan-akan seperti tertimbun tanah atau terpendam, maka benteng ini disebut juga benteng pendem. Untuk bangunan benteng luasnya sekitar 1,5 hektar, bentuknya 4 persegi panjang, kemudian setiap sudut dibawah tangga adalah bekas tahanan.
Didalam benteng ini sendiri terdapat makam K.H Muhammad Nursalim, yaitu salah satu pengikut pangeran Diponegoro yang ditangkap oleh belanda dan dibawa kebenteng ini, konon katanya K.H Muhammad Nursalim adalah orang yang menyebarkan agama islam pertama di Ngawi, dan memiliki kesaktian yang tinggi, yaitu tidak mempan ditembak, oleh karena itu beliau dimasukkan kelubang kubur dan dikubur hidup-hidup.
Foto makam K.H Muhammad Nursalim
Pada akhir tahun 2011 akhirnya benteng pendem ngawi dibuka untuk umum setelah puluhan tahun benteng ini tertutup untuk umum. Hal ini terjadi karena gudang senjata juga dipindahkan ke jalan Siliwangi. Benteng Pendem Ngawi ini memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Keterangan tersebut kami dapat dari hasil mewawancarai bapak Bambang sugito yang berumur 40 tahun, beliau adalah pemandu wisata di tempat wisata ini.